Rabu, 15 Juni 2011

PAPUAPEDIA : Goa Terdalam di Dunia Ditemukan di Papua

Tim ekspedisi Speleologi (ilmu yang mempelajari goa) asal Prancis telah menemukan gua yang diduga sebagai yang terdalam di dunia, di pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari, Irian Jaya Barat.

Ketua tim ekspedisi berkebangsan Prancis, Bruno Thery, dalam laporannya kepada Pemerintah Kabupaten Manokwari, Jumat lalu (9/7), mengatakan, kedalaman goa itu mencapai 2.000 meter. Dengan kedalaman tersebut, goa ini diduga sebagai yang terdalam di dunia setelah goa Lamprechtsofen-Vogelshacht di Austria (1.632 m), Mirolda/Lucien Bouclier di Prancis (1.610 m), dan Reseau Jean Bernard, juga di Prancis (1.602 m).

Adapun, keberadaan goa tersebut hingga kini belum diketahui secara umum, karena belum pernah dipublikasikan.

Sebelumnya, Tim Speleologi yang menamakan dirinya ekspedisi Irian 1993 pernah melakukan empat ekspedisi pencarian goa di daerah Merdey, Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni tahun 1988 dan 1989, namun tidak menemukan apa yang mereka cari.

Ekspedisi pada waktu itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti hasil foto satelit, yang menunjukkan bahwa di Pegunungan Lina terdapat goa alam dengan garis tengah puluhan meter dan kedalaman mencapai 2.000 meter.

Kegagalan di atas kemudian justru menjadi tantangan karena tahun 1991 tim ekspedisi kembali melakukan penelitian di Daerah Ransiki, Mamei dan Isim. Namun mereka hanya menemukan lobang kecil. Baru tahun 1994, ekspedisi menemukan goa dalam yang dinilai sangat cocok dijadikan obyek penelitian dan pariwisata.

Hasil temuan tersebut dipromosikan ke penjuru dunia khususnya Eropa dan Amerika, karena olahraga caving (menelusuri goa) sangat disukai masyarakat di sana. Tim ekspedisi Bruno Thery juga berniat mengembangkan olahraga penelusuran goa, khususnya di wilayah Kepala Burung, Irian Jaya Barat, karena wilayah itu memiliki hutan dan alam yang masih murni, bahkan kaya dengan goa alam yang penuh misteri.

Selain goa terdalam di dunia, di Papua ditemukan pula goa tempat berkembang biak puluhan jenis kelelawar di Cagar Alam Pegunungan Arfak. Goa yang panjangnya sekitar 900 meter ini ditemukan oleh tim dari WWF.

Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak sendiri meliputi areal seluas 65.300 hektar, dan merupakan tempat koleksi biologi pertama di Tanah Papua yang dikembangkan peneliti Eropa Lesson, Beccari dan Albertis pada tahun 1824-1827 dan 1872-1875.

Kawasan ini merupakan tempat asal sejumlah besar mamalia, burung, tumbuh-tumbuhan dan berbagai tanaman yang hingga kini masih menjadi sasaran penelitian para ilmuan dalam dan luar negeri karena spesies-spesies tersebut hanya bisa dijumpai di Pegunungan Arfak. Salah satu yang menarik adalah adanya enam jenis kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera rothschildi) di sana. (Ant/specieslist/subterra/wsn)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms