Rabu, 15 Juni 2011

PAPUAPEDIA : FESTIVAL DANAU SENTANI

Banyak orang lebih mengenal Suku Asmat dan lembah Baliem di Wamena yang menjadi tujuan wisata di Papua. Padahal Jayapura juga memiliki obyek wisata yang cukup banyak, seperti pemandangan alam di gunung Siklop yang menjadi paru-paru dunia sampai wisata sejarah berupa peninggalan perang dunia ke II. Tetapi jangan lupakan danau Sentani yang menyimpan banyak potensi dan kini dijadikan maskot pariwisata Papua .


Danau seluas 9.300 ha di ketinggian 75 meter dari permukaan laut ini memiliki panorama yang menakjubkan dengan perkampungan penduduk asli di sekitarnya. Terdapat 22 suku dengan bahasa dan tradisi yang berbeda. Seluruh kekayaan budaya inilah yang ditampilkan dalam Festival Danau Sentani yang sedang berlangsung sejak 19 hingga 21 Juni ini, dan dibuka oleh Menteri Pariwisata Jero Wacik.

Festival ini adalah festival seni pertama yang akan nantinya akan menjadi agenda pariwisata nasional tahunan di tanah Papua. Bahkan Jero Wacik telah mengarahkan agar itu semua foto promosi pariwisata nasional akan menampilkan Danau Sentani dengan keindahan alam dan budaya masyarakatnya yang amat memukau.

Pergelaran Budaya Festival Danau Sentani ini juga berfungsi menyemarakkan agenda pariwisata nasional Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Festival ini juga ditujukan untuk menjadi pionir penyuguhan atraksi wisata danau di Indonesia. Itu sebabnya Menteri Pariwisata Jero Wacik mengundang setiap dinas pariwisata di daerah yang memiliki danau untuk hadir menyimak dan belajar dari kegiatan yang dilaksanakan untuk pertama kali ini.

Sementara itu bagi Bupati Jayapura Habel Suwae, pertunjukan akbar ini merupakan langkah awal untuk menjadikan Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, sebagai tempat tujuan utama wisata di Papua dan Indonesia tahun 2009.

Festival budaya adalah agenda pariwisata yang utama di Papua dan telah berlangsung beberapa kali. Festival Budaya yang pertama adalah Festival Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya yang menampilkan tradisi masyarakat Pegunungan Tengah dan telah berusia sembilan tahun. Festival berikutnya adalah Festival Budaya Asmat. Festival Danau Sentani menjadi festival yang ketiga.

Sebanyak 1.200 penari dari 24 kampung yang ada di danau Sentani, masing-masing kampung diwakili 50 penari, terlibat dalam Festival Budaya Danau Sentani ini. Kampung-kampung itu di antaranya adalah kampung Yobe, Hompolo, Yahim, Ifale, Asei, Dondai, Yoboy, Ayapo, Yahim,Puay, Yoka, Yahim, Doyo, Babrongko, Hobong, Sere, Atamali, Kwadware, Rebali, Neta/Nendali, Yakonde, Waena, Putali, Sosiri, Doyo Baru. Beberapa Kampung Ondoafi di sekitar pesisiran danau akan menampilkan budaya yang unik ciptaan leluhur Ondoafi dan Ondofolo, berupa menari dan berperang di atas perahu.

Festival Danau Sentani ini sekaligus merupakan pelestarian nilai-nilai budaya yang menjadi kekayaan khas Sentani. Sementara itu ketua Panitia Festival Danau Sentani (FDS) Maurits Felle, menjelaskan, bentuk kesenian yang akan ditampilkan pada FDS ini seperti tradisional baik berupa tari, musik dan lagu dengan tampilan asli dan hidup dan berkembang secara alami, budaya yang telah dijaga dan dilestarikan masyarakat adat Sentani secara turun-temurun.


aneka benda adat milik suku-suku di Sentani dan sekitarnya, termasuk benda-benda berharga seperti mas kimpoi, manik-manik milik Ondofolo dan Ondoafi (kepala suku), serta senjata tradisional.



Tiga Acara Utama Dalam Tiga Hari

Ada tiga acara utama selama tiga hari penyelenggaraan festival. Dimulai dengan Menari Di Atas Perahu pada hari pertama yang diikuti sekitar 1040 peserta dari 26 kampung adat (ondoafi). Sedangkan pada hari kedua yaitu 20 Juni digelar acara Berperang Di Atas Perahu yang diikuti 600 orang dari 20 kampung adat, dan pada hari ketiga yaitu 21 Juni dilakukan Parade Budaya di atas perahu dan di darat.


Selain itu akan dilakukan upacara sakral masyarakat Sentani seperti penobatan Ondoafi.

Nampaknya inilah bukti dari komitmen pemerintah untuk menjadikan Jayapura sebagai kota budaya dan pariwisata. Festival ini telah dipromosikan hingga ke Berlin, sedangkan di tingkat nasional telah dipromosikan di Bali dan Jakarta.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms